Berfikirlah sebelum bertindak !
Karena semua yang hasil dari tindakan kita, konsekuensinya kan kita tanggung
kemudian. Pepatah bijak telah mengajarkan kepada kita “ Siapa yang menanam, dia
akan memetik “. Dalam konteks riil contoh sederhana adalah petani, manakala dia
menanam bibit padi, suatu hari kelak dia akan memetiknya. Bukan jagung, kedelai
atau cabai. Di kehidupan kitapun demikian juga. Manakala kebaikan yang kita
tanam, kebaikan pula hasilnya demikian pula sebaliknya.
Untuk dapat membiasakan diri
berfikir sebelum bertindak seseorang harus terlatih mengontrol emosi. Tidak sulit
tentunya dalam keadaan emosi yang stabil, suasana hati yang tenang, gembira
untuk berfikir sebelum bertindak, akan tetapi dalam keadaan emosi labil dan pikiran
tidak jernih sulit untuk melakukannya.
Banyak kasus mengajarkan kepada
kita bagaimana pikiran yang tidak jernih bisa membuat empunya melakukan hal
diluar kontrolnya, sebagai contoh anak yang melakukan kekerasan terhadap orang
tua, remaja yang mekukan pergaulan bebas, orangtua yang nelakukan tindakan
asusila terhadap anaknya dan masih banyak lagi.
Saya pernah punya pengalaman
ketika memberikan sanksi kepada anak didik yang melakukan pelangggaran. Ketika saya
tanya apakah dia berfikir akan mendapat akibat dari perbuatan yang dia lakukan,
apakah dia berfikir telah menghianati amanah dari orang tua, apakah dia
berfikir yang dia lakukan dapat berakibat pada masa depannya. Mendapat pertanyaan
itu dia menangis, menyesal kemudian. Ya, sesal memang selalu datang belakangan
setelah segalanya terjadi. Untuk itu marilah kita mulai belajar berfikir
sebelum bertindak.

