Abu letusan Tambora, selain mematikan, mengubah
cuaca dunia, bahkan mengubah sejarah.
|
|
Abu Islandia (AP Photo/Jon Gustafsson) |
|
VIVAnews - Letusan Gunung
Eyjafjallajokull di Islandia menyemburkan abu vulkanik yang memusingkan,
karena mengacaukan lalu lintas udara Eropa.
Ribuan penumpang
tertahan di bandara, perekonomian terganggu, barang-barang komoditas
pertanian membusuk karena tak bisa dikirim.
Namun, menurut laman
Wall Street Journal, Sabtu 24 April 2010 dampak letusan Gunung
Eyjafjallajökull tak sebanding dengan letusan Gunung Tambora di Sumbawa
Indonesia.
Pada 5 April 1815 sore, gunung berapi Tambora mulai
bergemuruh dan 'batuk -batuk'. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari.
Beberapa
hari kemudian, pada 11 dan 12 April letusan Gunung Tambora mencapai
klimaksnya. Gunung besar itu meletus, getarannya mengguncangkan bumi
hingga jarak ratusan mil.
Selama lebih dari 10 hari kemudian,
Tambora mengeluarkan 24 kubik mil (1 mil = 1,6 kilometer) lava dan
bebatuan gunung. Saking dahsyatnya, di puncak Tambora tercipta kawah
selebar tiga mil dan dalamnya hampir 1 mil.
Lelehan lava panas,
batu yang berterbangan, dan gas mematikan yang keluar dari perut Tambora
saat itu menewaskan puluhan ribuan orang.
Jutaan ton abu dan
debu memenuhi udara, mengubah siang hari menjadi gelap gulita. Debu
tebal menyelimuti wilayah kaki gunung dan bahkan Bali.
Debu
menutup semua vegetasi di Pulau Bali dan menyelimuti lautan. Sekitar
117.000 orang di wilayah yang dulu dikenal sebagai Hindia Belanda tewas.
Banyak dari mereka terkena imbas letusan, jadi korban kelaparan dan
penyakit.
Itu baru permulaan.
Letusan gunung di Islandia
sama sekali bukan bandingan untuk Tambora. Badan Geologi Amerika
Serikat atau US Geological Survey bahkan menobatkan letusan Tambora
sebagai "yang terkuat sepanjang sejarah".
Letusan Tambora bahkan
lebih dahsyat dari Krakatau. Menurut data Volcanic Explosivity Index
(VEI), indeks letusan gunung yang mirip skala Richter untuk mengukur
kekuatan gempa.
Perhitungan VEI ada pada skala 1 hingga 8, setiap
satu angka adalah 10 lebih besar dari sebelumnya. Tambora ada di level
tujuh, Krakatau enam. Ini berarti Tambora lebih kuat 10 kali lebih besar
dari letusan Krakatau.
Bagaimana letusan gunung Islandia? Leel
VEI-nya hanya dua atau tiga. Ataiu 10.000 kali lebih lemah dari Tambora.
Letusan Eyjafjallajökull 'saja' bisa mempengaruhi atmoser dan
membuat dunia penerbangan kalang kabut.
Tak terbayang jika
Tambora meletus di era ini. Seperti meriam raksasa, tambora menyemburkan
abu, debu, dan setidaknya 400 juta ton gas sulfur ke udara, hingga 27
mil tegak lurus ke strastofer, jauh di atas awan cuaca.
Ini
mengakibatkan ledakan di lapisan troposfer -- lapisan terdekat dari
permukaan Bumi, di mana awan, angin, dan hujan, serta 75 persen dari
berat atmosfer berada.
Semburan Tambora juga menyobek lapisan
tipis ozon yang melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari.
Karena
daya tarik grafitasi yang ringan di angkasa, abu dan debu Tambora
melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu Tambora menetap di
lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan
hujan kembali ke Bumi.
Letusan Tambora berakibat luar biasa.
Gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti dselama
delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di
Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kegelapan
menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-novel misteri legendaris misalnya,
'Darkness' atau 'Kegelapan' karya Lord Byron, 'The Vampir' atau
'Vampir' karya Dr John Palidori dan novel 'Frankenstein' karya Mary
Shelley.
Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan di
Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat
Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada
1815 di Waterloo. (jno)
• VIVAnews