Selamat Datang di Blog
AKBID HARAPAN BUNDA
BIMA
JOIN US AND BECOME THE PART OF THE BIG FAMILY OF AKBID HARAPAN BUNDA BIMA

Kamis, 11 Agustus 2011

Ujian Praktek Semester Genap 2010/2011

Ujian Praktek bagi mahasiswa semester genap tahun akademik 2010/2011 dilaksanakan di Kampus Akbid Harapan Bunda Bima. Pada kegiatan tersebut setiap mahasiswa diwajibkan untuk membawa ibu hamil, tujuannya   supaya mahasiswa dapat mempraktekkan secara langsung teori yang didapat kepada pasien.
Hal tersebut diharapkan mampu membantu meningkatkan ketrampilan mahasiswa sehingga pada saat turun praktek di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas, maupun bidan praktek swasta, mahasiswa dapat beradaptasi baik dan terhindar dari rasa kurang percaya diri menghadapi  pasien.


Read More...

Senin, 13 Juni 2011

Rakerda Kopertis Wilayah VIII (Bali, NTB, NTT) 2011

Kopertis Wilayah VIII hari ini Selasa 14 Juni 2011 menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah yang dilaksanakan di Inna Grand Bali Beach Hotel. Rakerda ini diikuti oleh seluruh Ketua BP-PTM (Yayasan) Bali, NTB, NTT, dan Pimpinan PTM Bali, NTB, NTT. Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menyamakan pandangan terhdap kebijakan Menteri Pendidikan Nasional/Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi khususnya PT Masyarakat.
Tema yang diusung dalam Rakerda tahun 2011 adalah " Private Universities in the future, Character education, quality, and competitiveness. Narasumber dari Dirjen Dikti Kemendiknas, Rektor Universitas Udayana dan Koordinator Kopertis Wilayah VIII akan memberikan makalahnya pada kesempatan tersebut.
Acara yang dihelat setiap satu tahun sekali ini ini di adakan dalam rangka mengemban tugas melaksanakan misi 5K Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 yaitu :
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan;
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan;
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan;
4. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh pendidikan;
5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh  layanan pendidikan
Read More...

Pemangsa Amal

Piranha adalah jenis ikan predator yang sangat terkenal, berasal dari sungai amazon. Ikan jenis ini sangat terkenal karena keganasannya memakan mangsa. Tetapi ternyata bukan hanya di dunia hewan saja predator atau pemangsa itu ada. Amal kebaikan kita juga bisa diserang oleh predator, tentu bukan predator dalam arti sesungguhnya. Alkisah suatu hari Rasulullah SAW. menyampaikan  kepada para sahabat tentang orang yang merugi. Orang yang merugi bukan seseorang yang berdagang di pasar dan modal yang dia keluarkan tidak kembali. Orang yang merugi adalah orang yang ketika hidupnya mengerjakan sholat, memberikan zakat, menunaikan puasa dll. Tetapi pada saat yang bersamaa dia juga melakukan dosa dengan menyakiti hati orang lain, mengambil hak orang lain, mencaci maki orang lain serta iri dan dengki terhadap apa yang didapatkan orang lain.
Orang semacam ini kelak di padang Mahsyar saat perhitungan amal, dia akan didatangi oleh orang-orang yang semasa hidup di dunia disakiti hatinya, diambil haknya, dicaci maki olehnya. Amal kebajikan orang ini akan dimangsa digerogoti untuk diberikan kepada orang yang disakiti ini, bahkan dosa orang yang disakiti akan berbalik diberikan kepadanya. "audzubillahi min dzalik.
Belajar dari riwayat itu marilah kita menjaga hati, menjaga perilaku, menjaga ucapan kita. Jangan sampai kita menyakiti hati, iri dan dengki terhadapat orang lain, mengambil hak yang bukan hak kita, menjaga lisan untuk tidak mencaci maki orang lain. Insya Alloh kita akan terhindar dari predator amal yang akan memangsa amal kita sampai habis. Amiin. 
Read More...

Senin, 06 Juni 2011

PKL Mahasiswa Akbid Harapan Bunda Berakhir

Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa angkatan II Akbid Harapan Bunda Bima yang dilaksanakan serentak di dua desa, yaitu Desa Sangia Kecamatan Sape dan Desa Soro Kecamatan Lambu berakhir pada tanggal 4 Juni 2011. Acara penutupan sekaligus pelepasan mahasiswa dihadiri langsung oleh Direktur Akbid Harapan Bunda, Rini Hendari, S.Kep.Ns beserta staff dosen dan perangkat desa.
PKL yang dimulai sejak tanggal 14 Mei tersebut berjalan dengan lancar. Dari beberapa masalah kesehatan ( 7 masalah kesehatan di Desa Sangia dan 9 masalah kesehatan di Desa Soro) yang ditemukan dikedua desa tersebut pada akhir pelaksanaan praktek dapat diselesaikan dengan baik.
Pemerintah kedua desa melalui Kepala Desa masing-masing memberikan apresiasi yang tinggi atas kerja keras seluruh mahasiswa dan segenap dosen pembimbing yang telah memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Pada saat penarikan juga diserahkan laporan pelaksanaan PKL mahasiswa oleh Direktur kepada Kepala Desa Sangia dan Soro. Laporan tersebut berisi keadaan desa secara umum sampai dengan masalah kesehatan yang ditemukan dan implementasi yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
Setelah kegiatan PKL berakhir seluruh mahasiswa kempabali ke kampus untuk mempersiapkan pelaksanaan Ujian Akhir Program (UAP) yang akan mulai dilaksanakan tanggal 20 Juni 2011.
 



   
Read More...

Kamis, 02 Juni 2011

Akbid Harapan Bunda Berpartisipasi Pada HUT IBI ke-60 Kota Bima

Sambutan Walikota Bima
Akademi Kebidanan Harapan Bunda berpartisipasi  dengan mengikuti sejumlah kegiatan yang diadakan dalam rangka memeriahkan HUT IBI ke-60 Kota Bima. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Walikota Bima H. Qurais H. Abidin pada hari Kamis pagi 2 Juni 2011 bertempat di Lapangan Pahlawan Raba.
Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Profesi Bidan adalah profesi yang mulia yang bisa membawa pelakunya menuju surga, untuk itu beliau memberikan semangat kepada para bidan untuk dapat mengabdi dengan sebaik-baiknya. Walikota Bima juga memberikan waktu khusus untuk mendengarkan keluh kesah serta masukan dari para bidan. Menanggapi keluh kesah dan masukan para tenaga bidan antara lain tentang keamanan dalam menjalankan tugas, perbaikan  insfrastruktur jalan menuju wilayah kerja, klaim persalinan jampersal yang belum terealisasi, Walikota Bima menjanjikan untuk segera mencari solusinya. Bahkan beliau menjanjikan untuk membangun Rumah Bidan yang representatif serta aman untuk melaksakanan prakrek yang akan direalisasikan pada tahun 2012, serta menanyakan apakah masih ada bidan di Kota Bima yang belum mempunyai motor dinas untuk menunjang kinerjanya.

Walikota Bima beserta undangan
Peringatan HUT IBI ke-60 sendiri mengambil tema " Penguatan Profesi Bidan Dalam Mendukung Percepatan MDGs 2015 ". Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan antara lain seminar ilmiah, lomba ketrampilan bidan, bhakti sosial dan pertandingan olahraga yaitu volly ball putri dan tarik tambang putri. Sejumlah instansi kesehatan di Kota Bima yaitu bidan di seluruh wilayah puskesmas Kota Bima, Institusi Kesehatan, bahkan IBI Kab. Bima dan Kab. Dompu turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.


Akbid Harapan Bunda Bima berpartisipasi penuh dengan mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan,
Tim Volly Putri Akbid Harapan Bunda
seperti kegiatan olahraga dan seminar. Tampak pada gambar tim volly ball Akbid Harapan Bunda sedang bertanding melawan tim volly Dinas Kesehatan Kota Bima yang berhasil dimenangkan oleh tim volly ball putri Akbid Harapan Bunda.

Read More...

Minggu, 29 Mei 2011

Informed Consent, Agar Dokter dan Pasien Tahu Sama Tahu

dr M Helmi - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Komunikasi yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan pengobatan pasien dengan dokter. Sang dokter harus menjelaskan tindakan medis apa yang akan dilakukan sehingga pasien bisa tahu risikonya. Itulah pentingnya Informed Consent atau Surat Persetujuan Tindakan Medik, agar dokter dan pasien tahu sama tahu.

Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan tindakan medis yang diberikan pasien atau keluarganya setelah mendapat informasi yang cukup dari dokter berkaitan dengan tindakan medis yang akan dilakukan.

Hal ini penting karena semua tindakan medis harus dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi biaya, prosedur, sampai dengan komplikasi yang dapat terjadi. Adalah hak pasien untuk mengetahui semuanya.

Rumah Sakit (RS) akan mengajukan formulir-formulir untuk ditandatangani sejak pasien masuk RS. Formulir akan makin bertambah seiring dengan bertambahnya tindakan medis yang akan dilakukan. Keluarga atau pasien sangat disarankan untuk menanyakan apa maksud dari tiap formulir-formulir yang harus ditanda tangani.

Informed Consent merupakan salah satu bukti legal atas komunikasi tenaga medis dengan pasien atau wali. Bukti bahwa tenaga medis telah memberikan penjelasan dengan baik dan penandatanganan formulir tersebut berarti pasien telah memahami dan menyetujuinya.

Secara umum, informed consent ada dua macam, yaitu yang dinyatakan secara lisan dan yang tertulis. Pernyataan lisan biasanya dilakukan untuk tindakan medis rutin, seperti pengambilan darah, pengukuran tekanan darah.

Hal-hal yang harus dapat dipahami sebelum penandatanganan informed consent antara lain adalah:
1. Garis besar seluk-beluk penyakit yang diderita dan prosedur perawatan atau pengobatan yang akan diberikan atau diterapkan.
2. Risiko atau komplikasi yang akan dihadapi atau mungkin terjadi
3. Prospek atau prognosis keberhasilan ataupun kegagalan.
4. Alternatif metode perawatan atau pengobatan.
5. Hal-hal yang dapat terjadi bila pasien menolak untuk memberikan persetujuan.
6. Perkiraan biaya atas tindakan medis yang akan dilakukan

Dokter juga perlu menyampaikan (meskipun hanya sekilas), mengenai cara kerja dan pengalamannya dalam melakukan tindak medis tersebut. Namun bagaimanapun tenaga medis tidak mungkin untuk menjelaskan secara detil mengenai tindakan medis yang akan dilakukan.

Diharapkan setelah pemberian penjelasan tindakan medis akan didapatkan suatu diskusi antara tenaga medis dan pasien. Tenaga medis berkewajiban untuk menjelaskan dengan baik sedangkan pasien berhak untuk bertanya dengan sampai didapatkan pemahaman bersama.

Permasalahan yang sering timbul antara pasien dan tenaga medis pada umumnya adalah kurang jelasnya informasi yang didapatkan. Sangatlah penting untuk memahami tentang informasi yang diberikan tenaga medis.

Dokter adalah orang yang berkewajiban untuk memberikan penjelasan tindakan medis, terutama untuk tindakan medis yang berisiko. Apabila dokter pertama berhalangan, dapat diwakilkan oleh dokter lain yang telah mengetahui dengan baik mengenai informasi yang layak diberikan kepada pasien.

Untuk kasus-kasus kegawatan terutama untuk pasien dengan penurunan kesadaran yang datang tanpa pengawalan wali, maka tindakan resuscitation (menyadarkan) atau pertolongan pertama dapat dilakukan dengan segera tanpa menunggu kedatangan wali dengan tujuan menyelamatkan nyawa pasien.

Mengingat besarnya makna dari informed consent, maka perlu pula diperhatikan mengenai siapa yang berkewajiban untuk menandatangani formulir tersebut. Karena yang menandatangani berarti bertanggung jawab. Diharapkan persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat yang telah dewasa dan dianggap mampu menentukan keputusan.

Adalah hak pasien untuk menerima atau menolak tindakan medis yang akan dilakukan. Apabila menolak, tenaga medis akan memberikan formulir lain yang berisi pernyataan penolakan tindakan medis setelah mendapatkan penjelasan mengenai risiko yang akan terjadi.

M. Helmi MD ,MSc, Anesthesiologist
PhD Research Fellow
Read More...

Kamis, 26 Mei 2011

Bidan Wajib Kunjungi Pasiennya 2 Kali Sejak Persalinan

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Bukan hanya melayani bersalin, program Jampersal juga memberi jaminan pemeriksaan selama masa neonatal. Dalam kurun 28 hari setelah persalinan, bidan wajib mengunjungi pasiennya minimal 2 kali untuk memeriksa kesehatan ibu dan bayinya.

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Dr Budihardja, DTMH, MPH mengatakan kewajiban untuk melakukan kunjungan rumah diharapkan bisa menekan angka kematian bayi. Lewat pemeriksaan dini, berbagai kemungkinan bisa diantisipasi dengan lebih baik.

"Angkanya bisa diturunkan mendekati 30 persen kalau dikunjungi minimal 2 kali saja. Di desa-desa, ibu-ibu sering tidak tahu masalah yang dihadapi bayinya," ungkap Dr Budihardja usai seminar Skrining Bayi Baru Lahir untuk Cegah Keterbelakangan Mental di Hotel Twin Plaza, Jl S Parman Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2011).

Dengan adanya kunjungan bidan ke rumah pasien, gangguan-gangguan pada bayi seperti sesak napas, demam dan pneumonia bisa diatasi sejak dini. Seringkali, kematian bayi terjadi hanya karena ibu-ibu kurang menyadari risiko gangguan tersebut lalu mengabaikannya.

Dalam program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan, kewajiban bidan melakukan 2 kali kunjungan rumah dilakukan dalam masa neonatal. Dihitung sejak masa persalinan, kurun waktunya kurang lebih sekitar 28 hari.

Bagi bayi, masa neonatal dinilai paling rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan baik yang mengancam jiwa secara langsung maupun mempengaruhi tumbuh kembang. Karena itu dalam masa tersebut, paket Japmersal mewajibkan bidan untuk berkunjung dan melakukan pemeriksaan.

Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007, angka kematian bayi di Indonesia mencapai 34 kasus tiap 1.000 kelahiran. Sementara untuk memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs), angka tersebut harus diturunkan menjadi 24 tiap 1.000 kelahiran pada tahun 2015.


(up/ir)
Read More...

Senin, 23 Mei 2011

Musyawarah Masyarakat Desa PKL Mahasiswa Akbid Harapan Bunda

Mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Soro Kecamatan Lambu dan Desa Sangia Kecamatan Sape kemaren mengadakan Musyawarah Masyarakat Desa  (MMD)  dengan masyarakat setempat. MMD tersebut dilaksanakan setelah mahasiswa merumuskan masalah kesehatan yang didapat selama melaksanakan pendataan dari tanggal 15 s/d 18 Mei 2011.  Data yang telah didapatkan selama pendataan, dalam kegiatan tersebut disajikan sehingga seluruh tamu undangan yang hadir dapat melihat secara langsung. Masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di kedua desa tersebut dimusyawarahkan dengan seluruh masyarakat untuk menentukan  rencana kegiatan guma mengatasi masalah tersebut. Pemerintah Desa melalui kepada desa masing-masing sangat mengapresiasi kegiatan pendataan mahasiswa.  Kepala Desa Soro dan Sangia  sangat terkejut dengan hasil pendataan mahasiswa yang begitu rinci mulai dari jumlah Kepala Keluarga, Jumlah Penduduk, kondisi kebersihan lingkungan tiap-tiap dusun dan status kesehatan ibu dan anak, remaja serta lansia. Belum pernah sebelumnya ada data desa yang serinci ini ungkapnya.

Musyawarah Masyarakat Desa sendiri berjalan dengan lancar. Tamu undangan yang hadir antara lain pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kader desa, bidan desa dan perwakilan dari puskesmas setempat menyepakati penyelesaian masalah kesehatan yang ditemukan dikedua desa tersebut diselesaikan melalui peran aktif mahasiswa bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Puskesmas. Bentuk kegiatan yang disetujui untuk dilaksanakan dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang ada adalah penyuluhan kesehatan oleh mahasiswa, lomba balita sehat, kerja bhakti dan lain-lain.
Kegiatan implentasi akan dilaksanakan selama 9 hari disetiap dusun yang ada di kedua desa tersebut. Pemerintah desa, puskesmas dan dosen pembimbing dari institusi mengharapkan mahasiswa untuk tetap menjaga semangat dan kerjasama guna suksesnya pelaksanaan implementasi tersebut.
Selamat bekerja !







Read More...

Minggu, 22 Mei 2011

Anak Juga Butuh Vaksin Influenza Selain Vaksin yang Wajib

 (Foto: thinkstock)
 Merry Wahyuningsih - detikHealth
 Jakarta, Di Indonesia, vaksin yang diwajibkan untuk balita dan anak adalah vaksin BCG, DPT, POLIO, hepatitis B dan campak. Tapi selain vaksin tersebut, anak juga membutuhkan vaksin influenza.

"Sebenarnya sejak tahun 2006, Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia sudah memasukkan imunisasi influenza ke dalam jadwal imunisasi untuk anak," jelas Prof Dr Cissy Kartasasmita, Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dalam acara konferensi pers Indonesian Influenza Foundation (IIF) dengan tema 'Pahami dan Cegah Influenza: Dari Musiman Hingga Pandemik' di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta seperti ditulis Senin (23/5/2011).

Menurut Prof Cissy, vaksin influenza dianjurkan diberikan sejak usia 6 bulan setiap tahunnya, sesuai dengan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Namun sampai dengan saat ini, vaksinasi influenza di Indonesia belum populer. Sehingga diperlukan sosialisasi dari pemerintah dan edukasi dari petugas medis agar manfaat dari vaksinasi influenza dikenal luas oleh masyarakat," jelas Prof Cissy yang juga Ketua Indonesia Influenza Foundation.

Prof Cissy mengatakan bahwa vaksin influenza memang tidak termasuk vaksin yang diprogramkan wajib oleh pemerintah, juga tidak dibiayai oleh pemerintah.

"Tapi vaksin-vaksin yang tidak masuk program bukan berarti tidak penting. Vaksin influenza penting untuk anak terutama yang usianya kurang dari 6 bulan, karena merupakan kelompok yang paling parah terkena influenza," jelas Prof Cissy yang berpraktik di Departemen Kesehatan, RSU Hasan Sadikin, Bandung.

Menurut Prof Cissy, biaya untuk vaksin influenza memang sedikit mahal, yaitu Rp 100 ribu. Selain biaya, efek samping setelah vaksinasi juga sering menjadi alasan orangtua belum memvaksin anaknya.

"KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Operasi) vaksin influenza antara lain kemerahan, sakit di bagian yang disuntik, panas, demam tapi tidak tinggi. Jadi anak harus sehat sebelum divaksin, kalau panas nggak boleh diberikan. Jadi bisa dibedakan itu panas karena sakit atau karena KIPI," jelas Prof Cissy.

Namun Prof Cissy menegaskan bahwa vaksin influenza adalah vaksin yang aman. Karena semua vaksin influenza yang beredar di seluruh dunia telah diatur oleh WHO.

(mer/ir)
Read More...

Sabtu, 21 Mei 2011

Kemampuan Mengunyah pada Bayi Perlu Dilatih

Lusia Kus Anna | Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:06 WIB
Kompas.com - Kegiatan makan melibatkan proses mengunyah dan menelan. Kemampuan ini tidak otomatis dikuasai bayi, namun merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara bertahap.
Perkembangan keterampilan makan dimulai pada saat bayi baru lahir. Di usia ini bayi baru memiliki refleks menghisap. Refleks ini juga perlu dirangsang agar bayi mengarahkan mulut ke puting ibunya untuk mendapatkan ASI.
Di usia 4-6 bulan, refleks menghisap semakin matang, dan bayi sudah bisa dikenalkan pada makanan semi padat. "Sebaiknya pengenalan makanan semi padat dimulai pada usia 6 bulan karena di usia ini saluran cerna, sistem imun dan kemampuan oral motor bayi sudah matang," kata dr.Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K).
Kemampuan oral motor dapat didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut, termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi. Di usia 6-18 bulan kekuatan, koordinasi dan kontrol dari struktur mulut ini menjadi dasar dari kegiatan makan, mulai dari menghisap, menelan, menggigit, dan mengunyah.
"Pengenalan makanan yang akan diberikan pada bayi harus benar-benar tepat sesuai tahap perkembangan dan keterampilan makan bayi," kata dr.Yanti di sela acara peluncuran Promina Complete Stimulation di Jakarta (20/5).
Usia 6-9 bulan, menurut dr.Yanti adalah fase kritis karena di usia ini bayi memiliki kebutuhan untuk mengunyah. "Di usia ini semua ingin dimasukkan dalam mulut bayi. Karena itu harus distimulasi dengan pemberian makanan padat atau bertekstur," imbuh staf pengajar di departemen ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM ini.
Pada usia 6-9 bulan disebut juga dengan periode kritis. "Jika di usia 6 bulan ini anak tidak punya keterampilan mengunyah dan menelan, fase kritis ini akan terlewat karena di usia 9 bulan perhatian anak akan teralih. Konsentrasinya bukan belajar makan, tapi ia lebih senang bermain," katanya.
Di usia 9-12 bulan ketermpailan mengunyah anak semakin sempurna selain itu kemampuan memegang benda dengan jari juga berkembang. Orangtua bisa mulai melatih kemandirian anak untuk belajar makan sendiri saat anak berusia di atas setahun.
Tekstur makanan Melatih keterampilan makan anak merupakan tantangan bagi orangtua. Untuk menstimulasi kepandaian anak dalam mengunyah makanan, sebaiknya tekstur makanan diperkenalkan sesuai tahapan usianya.
Di usia 6 bulan, anak sudah bisa diperkenalkan dengan bubur halus yang ditambah ASI. Seiring dengan bertambahnya usia dan keterampilan anak, pada rentang usia 9-12 bulan anak bisa dikenalkan makanan yang agak bertekstur dengan berbagai variasi rasa.
Di usia 9 bulan ini pada umumnya bayi mulai tumbuh gigi dan sudah mampu menggigit makanan lunak. Kemampuannya memegang makanan juga semakin baik. "Anak bisa diperkenalkan dengan biskuit yang dipegang sendiri. Biskuit bayi tidak untuk dicampur air dan dihaluskan, tapi dimakan langsung," kata dr.Yanti.
Dalam pemberian makanan, pastikan agar makanan diberikan dalam jumlah sedikit-sedikit dengan ukuran tidak terlalu besar.
Perhatikan pula  variasi rasa agar anak mengingat berbagai rasa makanan yang sudah dikenalnya semasa dalam kandungan dan masa menyusui.
Read More...

Jumat, 20 Mei 2011

PKL Mahasiswa Akbid Harapan Bunda Angkatan II

Mahasiswa Akbid Harapan Bunda Angkatan II pada tanggal 14 Mei 2011 mulai melaksanakan PKL (praktek Kerja Lapangan) di desa Sangia Kecamatan Sape dan desa Soro Kecamatan Lambu. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan selama 22 hari efektif terhitung sejak tanggal 14 Mei - 4 Juni 2011. Selama melaksanakan praktek mahasiswa akan mengimplementasikan ilmu yang secara teori telah didapatkan di bangku kuliah. Dalam pelaksanaanya mahasiswa akan melakukan pendataan terhadap seluruh Kepala Keluarga yang ada di kedua desa tersebut, pendataan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan masalah-masalah kesehatan utamanya masalah kesehatan ibu dan anak. Selanjutnya setelah masalah-masalah kesehatan tersebut terdata melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), mahasiswa bersama-sama dengan masyarakat akan menentukan kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut. Mahasiswa diharapkan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Puskesmas Sape Utara, Puskesmas Lambu, Pemerintah Desa setempat dan Institusi-institusi lain yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada.
Diakhir kegiatan ini diharapan masalah-masalah kesehatan yang ada di kedua desa tersebut dapat teratasi dengan dan baik dan apabila membutuhkan tindak lanjut, akan diserahkan kepada pihak-pihak terkait untuk menindaklanjutinya.
Read More...

Minggu, 20 Februari 2011

Rasa ASI yang Berubah-ubah Bikin Anak Punya Selera Makan

 Vera Farah Bararah - detikHealth Jakarta, Anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk suka dengan sayuran dan berbagai jenis makanan. Studi terbaru menunjukkan hal ini bisa dirangsang jika ibu mengonsumsi banyak sayur dan variasi makanan saat menyusui.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa selera makan bayi ditentukan oleh asupannya saat berusia 2-5 bulan setelah kelahiran. Kondisi ini dipengaruhi oleh rasa yang ia kenal melalui air susu ibunya.

"Paparan terhadap rasa selama bulan-bulan pertama kehidupannya akan membentuk selera dan pilihan makanannya di kemudian hari," ujar Dr Gary Beauchamp selaku direktur Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).

Dr Beauchamp menuturkan anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat sedang dalam masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.

"Kami telah menunjukkan bahwa periode yang sangat sensitif bagi bayi untuk belajar mengenal rasa adalah usia antara 2-5 bulan. Jika kita bisa meningkatkan konsumsi sayuran pada ibu hamil dan menyusui maka hal ini akan berdampak terhadap pilihan makanan anak nantinya," ungkapnya.

Preferensi rasa dihasilkan melalui kombinasi antara gen warisan yang membuat seorang individu lebih peka terhadap rasa tertentu dan juga molekul dari bau yang timbul. Temuan terbaru ini menambah bukti bahwa paparan rasa yang berbeda selama awal kehidupan akan berdampak pada makanan apa yang orang suka dan tidak suka saat dewasa nanti.

"Bayi yang diberi ASI akan secara rutin menerima variasi rasa berbagai makanan melalui air susu ibunya sekaligus merangsang indera pengecapnya," ujar Dr Beauchamp.

Sedangkan dalam hal gizi, kandungan susu formula mungkin bisa menyerupai gizi yang ada di dalam ASI. Tapi jika dilihat dari sudut pandang sensorik, maka susu formula tidak bisa memberikan rangsangan terhadap berbagai variasi rasa.

Dr Beauchamp mempresentasikan hasil temuannya ini dalam American Association for the Advancement of Science di Washington. Selain itu studi ini juga telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

(ver/ir)
Read More...

Rabu, 16 Februari 2011

Pendayagunaan Lulusan Akbid Harapan Bunda

Lulusan Akbid Harapan Bunda Kota Bima sejumlah 51 mahasiswa yang diwisuda pada tanggal 2 Oktober 2010 lalu pada saat ini telah terserap hampir 100%. Distribusi lulusan berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut : diterima sebagai calon pegawai negeri sipil sebesar 26%, penempatan di puskesmas sebagai pegawai tidak tetap 72% dan lain-lain 2%. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan institusi yang memulai operasionalnya pada tahun pelajaran 2007/2008 ini dapat diterima dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat. Kepercayaan dari pemerintah dan masyarakat yang begitu besar memacu pengelola untuk terus menjaga komitmen meningkatkan sarana dan prasarana guna menghasilkan lulusan D III Kebidanan yang mempunyai kompetensi dan dapat bersaing dengan lulusan-lulusan dari institusi lain.
Read More...